Ada
perbedaan buah naga yang dibudidaya menggunakan pupuk organik
berteknologi EM4 dengan buah naga berpupuk kimia yakni, buah naga dengan pupuk
EM4 rasanya lebih manis dan lebih segar. Hal ini diuji langsung oleh
Kadek Sudiartana (50), petani buah naga dari Desa Kalisada, Seririt Buleleng
Bali.
Menurutnya, penggunaan pupuk organik dengan teknologi EM4
terbukti menghasilkan buah naga yang teksturnya lebih besar dan rasanya lebih
manis dibandingkan dengan budidaya buah naga menggunakan pupuk kimia. ‘’Kami
memelihara Sapi Bali di sekitar lahan, dari kotoran serta air seninya,
ditampung serta difermentasi dengan EM-4 sehingga pupuk kandang ini lebih
berkualitas,’’katanya.
Tanaman buah naga memang cukup mudah dalam perawatannya.
Namun, tetap saja tumbuhan ini, tidak lepas dari pemberian pupuk organik.
Alasanya, makin sering diberi pupuk organik, pertumbuhan tanaman ini akan
semakin subur dan cepat menghasilkan buah yang manis dan segar.
Pupuk yang diberikan adalah pupuk organik atau pupuk alami dari
kotoran hewan (pupuk kandang) yang di fermentasi dengan EM4. Karena menurut
Kadek, penggunaan pupuk organik dengan teknologi EM4 merupakan cara
terbaik dalam menghasilkan buah dengan kualitas yang baik dan sehat.
Untuk satu pohon tumbuhan buah naga setidaknya memerlukan satu
karung pupuk kandang setiap bulannya. Hal tersebut memang masuk akal karena
tanaman buah naga mampu menyimpan hara atau nutrisi untuk menghasilkan daging
buah. Pemberian pupuk kandang yang telah difermentasi dengan EM4 dapat membuat
batang tanaman tampak kokoh dan tidak mengkerut.
Selama ini, menurut Kadek, jenis pupuk kandang yang
baik yang diberikan pada buah naga ini adalah, bersumber dari kotoran
sapi atau kambing. Kedua jenis pupuk kandang ini sangat cocok karena kotoran
sapi maupun kambing sama-sama memiliki unsur panas yang dapat
menghangatkan media tanam. Apalagi, tumbuhan buah naga hanya tumbuh baik pada
kondisi lahan yang tidak lembab, sebagaimana kondisi lahan untuk tanaman kaktus
yang hidup di gurun.
Selain pupuk organik padat, dapat juga diberikan pupuk organik
cair yang diambil dari air seninya sapi dan difermentasi dengan EM4. Pupuk
organik cair disemprotkan 7 hari sekali atau 14 hari sekali. Jarak bibit buah
naga yang ideal adalah 2,5 x 2 m. Pada lahan perlu dibuatkan ajir atau tiang
penyangga yang berfungsi sebagai tempat merambatnya batang tumbuhan. Tiang
penyangga dapat dibuatkan dari beton (semen) yang tingginya 160-200 cm. Selain
dari beton, tiang penyangga juga dapat dibuat dari kayu yang ditancapkan
sedalam 50 cm. Alternatif lain adalah penggunaan tanaman hidup berbatang kuat.
Memang, potensi pasar dan jumlah permintaan yang semakin tinggi
menjadikan buah naga laris manis dipasaran, tak hanya enak disantap
sebagai sop buah, tapi buah naga ini menjadi obat herbal yang berkhasiat.
Banyak sekali manfaat buah naga bagi kesehatan, karena memang zat yang
terkandung dalam buah naga cukup banyak seperti kalori, protein,
karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin C, Vitamin B1, Vitamin
B3, Vitamin B12, serta kandungan air.
Bahkan dibeberapa literatur buah naga bisa mencegah kanker,
menjaga kesehatan jantung, mencegah diabetes melitus, meningkatkan kekebalan
tubuh, merawat kesehatan kulit, menetralkan racun, merawat kesehatan mata,
menghambat penuaan dini, memperkuat tulang dan gigi dll. Nah, untuk
menghasilkan buah yang berkualitas dan sehat, perlu menggunakan Teknologi
EM4. Jadi tunggu apalagi, coba dan buktikan saja bro!!!***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar