Tejo
(48) asal Medan Sumatera Utara ini bisa tersenyum puas. Pasalnya,
investasi pada tanaman jeruk membuahkan hasil, Jeruk Madu yang ia
kembangkan sangat memuaskan hasilnya. Kuncinya, Tejo menggunakan pupuk
organik dengan teknologi EM-4. Sebelum menggunakan EM-4, usaha buah
jeruk ini tak semulus bayangannya. Banyak masalah terjadi pada tanaman ini,
mulai dari serangan hama lalat buah, jamur batang hingga produksi panen
yang rendah, Tejo bahkan hampir putus asa kala menemukan pohon
jeruk yang tumbuh pada lahan 9 hektare — tidak jauh dari kota Medan,
tepatnya di Jalan simpang kota — dalam kondisi rusak . “Seluruh pohon
jeruk 80 persen rusak, karena tidak dirawat dan dibiarkan begitu saja oleh
pemilik lahan sebelumnya,’’terang Tejo.
Masalah tersebut akhirnya, dapat diatasi setelah tanaman rutin
diberi Pupuk Bokashi berteknologi EM-4 padat dan cair pada tanaman.
Bokashi dibuat dari bahan kotoran sapi dan ayam, bahan organik serta
limbah buah jeruk yang banyak ditemukan di seputar lokasi tersebut. Bahan-bahan
lalu difermentasi dengan EM-4 selama satu minggu. Selanjutnya, hasil
fermentasi EM-4 diaplikasikan pada lahan tiap 3 bulan sekali.
Sementara, Bokashi cair yang merupakan hasil fermentasi EM-4 rutin
diberikan pada tanaman setiap sebulan sekali, “Tanaman jeruk yang kondisi
sebelumya rusak parah, dan hanya 20 persen daya tumbuhnya, perlahan
membaik dan kembali produktif, bahkan pohon dapat kembali berbuah, ”jelas
lelaki kelahiran Malang,Jawa Timur ini.
Kondisi pohon yang membaik ini, membuat senang Tejo, namun
masalah lain datang yakni serangan hama lalat buah (Bactrocera sp).
Lalat buah merusak buah jeruk, akibatnya banyak buah jeruk tidak dapat
dipanen. Namun Tejo meramu pestisida organik dengan teknologi EM-4. Bahan-bahan
untuk membuat pestisida organik adalah, Em4 : 100 ml, Molase/
gula : 10 ml/ ½ ons, Alkohol 40 % : 100 ml, Cuka makan
/ cuka aren : 100 ml, Air cucian beras yang pertama :
1000 ml, Jahe, lengkuas, kencur, kunyit, temulawak, temugiring, dll,
masing-masing 1 jari jempol tangan, Daun mindi/nimba : 1-2 ons,
Brotowali/antawali : 10 cm dan lain-lain.
Cara pembuatannya, hancurkan semua bahan rempah-rempah dengan
menggunakan alat penumbuk/blender. Untuk membantu proses penghancuran dengan
blender, gunakan air cucian beras yang pertama. Setelah semua bahan rempah
hancur, masukan ke dalam botol/ jerigen (termasuk ampasnya). Masukkan
bahan-bahan yang lain secara berurutan. Di mulai dari cuka makan/cuka
aren, alcohol, molase/gula dan terakhir larutan EM-4. Lalu kocok secara merata.
Simpan dalam suhu ruangan, dalam kondisi botol/jerigen tertutup. Kocok setiap
pagi dan sore hari. Buka tutup botol untuk membebaskan gas yang terbentuk
selama proses fermantasi berlangsung. Kurang lebih 15 hari, pengocokan
dihentikan atau setelah tidak ada gas yang terbentuk. Biarkan lagi selama 7
hari, baru pestisida organik bisa digunakan. Dosis Campurkan pestisida organik
tersebut sebanyak 5 – 10 ml/liter air, sebaiknya disemprotkan pada sore hari
menjelang matahari terbenam atau pada malam hari.
Hasilnya, lalat buah menyingkir perlahan dan hilang dari kebun
jeruk setelah rutin dilakukan penyemrotan. Kebun jeruk bebas dari
lalat buah dan tidak terlihat lagi lalat buah beterbangan di kebun jeruk
tersebut. Pestisida organik teknologi EM-4 ini mengeluarkan aroma harum
yang khas, bau ini tidak disukai oleh lalat buah, dan jeruk
terhindar dari larva hama ini, karena lalat tidak berani mendekat dan
menempel pada buah jeruk.
Teknologi EM-4 tidak hanya mencegah serangan lalat buah,
tetapi juga meningkatkan presentase panen buah jeruk pada satu
pohon. Dalam satu pohon, biasanya buah jeruk dapat dipanen hanya sekitar 60-70
persen saja, sisanya terbuang, buah jeruk banyak yang jatuh (rontok) dari
pangkal tangkainya akibat perubahan cuaca dan iklim, serangan hama dan
lain-lain . Namun teknologi EM-4 mampu meminimalisir kerugian tersebut. Dengan
teknologi EM-4, buah jeruk dapat menghasilkan sebanyak 85 persen
hingga panen. Jadi tunggu apalagi, pakai saja EM-4 yang sudah pasti hasil panennya.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar