Translate

Kamis, 18 Februari 2016

EM4 Efektif Untuk Media Belut - AndreLinds.Com EM4

Saat ini, sentra budidaya belut mulai menggeliat di Indonesia. Hal ini karena belut sangat digemari seiring dengan banyaknya permintaan akan  daging belut yang terkenal gurih. Beternak belut sebenarnya tidak begitu susah karena belut dapat dibudidayakan baik itu dalam kolam ataupun drum. Dan media yang paling efektif adalah dengan teknologi EM4
Dan segi biaya pun  tidak perlu terlalu menguras kantong dibandingkan dengan budidaya ikan lainnya. Lahan sempit tidak menjadi persoalan dalam budidaya belut. Pasalnya, ikan panjang  ini bisa dipelihara di lahan yang sangat terbatas, misalnya di dalam drum atau tong. Sedangkan secara teknis, budidaya belut hanya memerlukan perhatian dan pemeliharaan yang baik diantaranya berupa tanah sawah / lumpur, jerami, gedebog pisang dan pupuk bokashi kotaku.
Kebun Bokashi Farm Pak Oles di kawasan Waribang, Denpasar Timur benar-benar menjadi tempat belajar pertanian organik, perikanan, pengolahan limbah dan juga biogas. Diantara dalam bidang perikanan,  beternak belut dan budidaya cacing tanah. Budidaya belut dan cacing ini menurut instruktur IPSA Nyoman Darma, sebagai pilot projek bagi para tamu yang akan mengunjungi kebun obat Waribang terutama para peserta IPSA yang datang dari seluruh pelosok nusantara.
Apalagi beternak belut tidak membutuhkan kondisi iklim dan geografis yang spesifik. Ketinggian tempat budidaya belut dapat berada di dataran rendah sampai dataran tinggi. Begitu pula dengan kelembaban dan curah hujan tidak ada batasan yang spesifik. Kalau kualitas air untuk pemeliharaan belut harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak atau limbah pabrik. Suhu udara optimal untuk pertumbuhan belut yaitu berkisar antara 25-31°C.
Prinsipnya kondisi perairan adalah air harus bersih dan kaya akan osigen terutama untuk bibit atau benih yang masih kecil yaitu ukuran 1-2 cm. Sedangkan untuk perkembangan selanjutnya belut dewasa tidak memilih kualitas air dan dapat hidup di air yang keruh.
Di Waribang ini, menggunakan kolam terpal terbuat dari bambu. Bahan yang diperlukan adalah :
1. Tanah yang berstruktur lumpur, persis seperti tanah sawah.

2. Jerami
3. Pelapah pisang
4. Bambu
5. Pupuk Bokashi Kotaku
6. Air
7. Dan EM4

Mula-mula dasar bak diisi tanah lumpur setebal 10 cm, kemudian di atasnya ditaruh jerami yang sudah lapuk setebal 10 cm. Lapisan selanjutnya adalah pelepah pohon pisang yang sudah layu dipotong-potong setebal 10 cm. Kemudian diberi pupuk bokashi kotaku setebal 10 cm sebagai lapisan ketiga. Taburkan lagi di atasnya tanah lumpur setebal 5 cm secara merata. Lapisan paling atas dibentuk miring, sehingga bagian yang terendam air hanya 2/3 bagian saja. Bagian yang tidak terendam air adalah tempat bertelur belut. Ketebalan lapisan keseluruhan sebaiknya 50-60 cm.
Kolam budidaya belut tidak perlu luas. Cukup dibangun antara 10-20 meter persegi saja. Sebelum kolam dipergunakan, dasar-dasar tepian kolam sebaiknya dicangkul dulu selebar satu meter dari pematang agar nantinya mudah membentuk lumpur. Perlumpuran akan mempermudah belut mengali lubang perkawinan. Tapi sebelum peternakan ini diairi, terlebih dahulu harus diberi pupuk bokashi kotaku sebanyak 30 kg untuk kolam seluas 10 meter persegi.
Sebelum air dimasukkan, saluran pemasukan air diamankan terlebih dahulu dengan diberi saringan yang kedap guna menghindari kepergian belut dari kolam. Air dialirkan sampai kedalaman 20 cm di bagian terdalam, dan 15 cm di bagian terdangkal. Sehingga wujud kolam seperti sawah. Lumpur yang harus dibentuk, paling dangkal 15 cm atau lebih, karena dalam masa perkawinan belut jantan suka menggali lubang 10 cm ke bawah lalu membengkok lurus datar, selanjutnya kembali ke atas. Lubang perkawinan ini akan berbentuk huruf “U”. Pastikan air yang menggenangi kolam selalu dalam keadaan mengalir.
Gunakanlah air tawar yang tidak mengandung soda (bekas sabun, deterjen), tidak mengandung racun (pestisida) atau minyak. Contohnya air sungai, air ledeng, dan air sisa dapur yang tidak mengandung sabun.
Komposisi larutan EM4 yakni satu liter EM4, molase/ gula           ¼ kg, dan Air            100 liter. Kemudian ketiga bahan tersebut dilarutkan atau difermentasi. Untuk Lumpur usahakan yang benar-benar lumpur bukan tanah yang dibikin jadi lumpur. Semua jenis lumpur bisa digunakan asal tidak mengandung kerikil dan pasir. Sebaiknya lumpur ini diambil dari area persawahan. Ambil lapisan lumpur yang paling atas di area persawahan.Olah lumpur ini sampai menjadi bubur lumpur yang encer, baru bisa digunakan untuk media belut.
Jerami bisa digunakan segala jerami, tapi sebaiknya cari yang sudah membusuk. Potong-potong dulu jerami ini sepanjang 5 cm. tebar dalam kolam secara merata..Kemudian, gedebok pisang  digunakan yang paling bagus yakni gedebok yang sudah busuk, tapi yang baru tebangpun bisa digunakan. Cincang gedebok setebal 5 cm, baru disusun di dalam kolam.
Cara pembuatan media fermentasi di luar kolam. Bagi yang menggunakan drum bisa menggunakan cara ini dengan bahan-bahan, jerami dipotong kecil-kecil 20 %, gedebog pisang dicincang 30 %, lumpur 50 %, larutan EM4. Caranya, jerami dan gedebok pisang di hamparkan di atas plastik atau terpal dengan ketinggian 20 cm kemudian disemprot dengan larutan EM4. Setelah itu ditutup dengan plastik selama 10 hari. Setiap hari media dibalik agar suhu tidak terlalu panas. Kemudian masukan media tersebut ke dalam kolam.
Di saat adaptasi (0-30 hari setelah tebar benih) pasti akan terjadi kematian. Itu wajar asal tidak lebih dari 20%. Untuk menekan angka kematian tersebut, penggunaan pupuk bokashi kotaku sangat efektif. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

artikel Populer