PT.
Lembu Jantan Perkasa, merupakan sebuah peternakan sapi khusus penggemukan dan
pembibitan sapi potong yang berada di Purwakarta Jawa Barat, Aceh,
Banten dan Medan Sumatera Utara ini, mengadopsi teknologi EM4 untuk
merawat sapi tersebut. Khusus di Purwakarta tepatnya di jalan Mileter,
Desa Darangdan, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat,
mengadopsi teknologi EM4 untuk disemprotkan di alas kandang yang dicampur
dengan serbuk gergaji sehingga kotoran dan urine menjadi kering dan tidak
berbau.
‘’Setiap 10 hari sekali kotoran yang sudah terfermentasi dengan
EM4 tersebut diangkat untuk diganti dengan yang baru. Kemudian kotoran yang
sudah terfermentasi tersebut ditampung untuk dikeringkan,’’kata General Manager
PT Lembu Jantan Perkasa, Said Zulvalutvy kepada media Ini bersama Pimpinan PT.
Songgolangit Persada, Gede Ngurah Wididana yang berkesempatan melihat langsung
peternakan tersebut.
Menurut Said, ada 4 tempat pengeringan (selter). Dan 4 kandang
sapi yang dihuni antara 5000- 6000 bakalan sapi.’’ Dari 3500 – 6000 sapi kami
menghasilkan kotoran sapi 30 – 40 ton perhari yang kami distribusikan
pupuk kandang tersebut ke PTPN, Plasma dan ke petani langsung. Bahkan kami
serahkan kepada pemuda karang taruna di wilayah ini untuk mereka
pasarkan,’’kata Said.
Memang PT. Lembu Jantan Perkasa Purwakarta ini memiiki
kepedualian sosial yang tinggi kepada masyarakat sekitar khusus anak-anak muda
setempat yang sulit mencari pekerjaan. Dengan memberikan kesempatan para pemuda
mengolah pupuk kandang untuk di pasarkan ke berbagai sektor pertanian. Dengan
keuntungan yang mereka nikmati, setidaknya bisa meringankan kebutuhan
hidup mereka sehari hari.
Penggunaan EM4 pada alas kandang ternak memang sangat efektif
dalam menjaga kesehatan ternak. Pasalnya, mikroorganisme mampu meredam
proses pembusukan sehingga kandang tidak berbau dan kotoran yang dihasilkan
juga menjadi pupuk kandang yang berkualitas.’’ Sebelum menggunakan EM4 kandang
sangat bau menyengat sehingga sangat mengganggu kenyamanan warga sekitar. Untuk
menjualnya sangat murah, harga perkarung hanya 2000 – 3000 rupiah perkarung.
Dengan sentuhan teknologi EM4, limbah yang tadinya tidak berharga kini menjadi
pupuk kandang organik bermutu tinggi. Dan harganya bisa lebih
ekonomis,’’jelasnya.
Tak sekedar ternak sapi menjadi cepat gemuk, sehat dan kandang
tak berbau. Tapi dengan teknologi EM4, ternak terbebas dari berbagai ancaman
penyakit yang menyerang. Wahasil, ternak dapat dijual dengan sesuai yang diharapkan.
Sebagai salah satu pedagang sapi terbesar di Pasar Caringin,
Said menditribusikan daging sapi kepada pedagang serta pengecer di sejulah
pasar tradisional di wilayah Bandung Raya meliputi Kota Bandung, Kota Cimahi,
Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat. “Kalau di Bandung, daging BX
jualan saya ini menyebar ke Pasar Ciroyom, Cicadas, Astananyar, Andir,
Pasarbaru, dan Gedebage,” tutur Said.
Tak sekedar ternak sapi menjadi cepat gemuk, sehat dan kandang
tak berbau. Tapi dengan teknologi EM4, ternak terbebas dari berbagai ancaman
penyakit yang menyerang. Wahasil, ternak dapat dijual dengan sesuai yang
diharapkan.
PT. Lembu Jantan Perkasa di Purwakartaini berdiri sejak
2011. Berada di lahan seluas 17 hektare turut memasok sapi hidup siap potong yang
memiliki berat 400-450 kilogram ke pasar-pasar tradisional wilayah Bandung Raya
melalui RPH Cirangrang “Minimal 50 ekor sapi per harinya yang kami pasok.
Di tempat kami ini 80 persen sapi imfor, dan 20 persen sapi lokal. Per tahun,
kami memperoleh tiga ribu ekor sapi impor dari Australia. Itu sudah dibatasi.
Makanya, untuk memenuhi suplai di Bandung Raya itu tidak cukup dengan jumlah
tersebut. Idealnya 12 ribu ekor sapi impor per tahun,” tutur Said.
PT. Lembu Jantan Perkasa di Purwakarta melibatkan 40 pekerja
yang terdiri dari pemberi makan hingga dokter hewan. Dan siap memasuk hewan di
jawa barat ini. Sementara Gede Ngurah Wididana merasa terkesan dengan
pengolahan limbah kotoran sapi di PT ini, menurutnya jika limbah pupuk kandang
dikelola dengan baik, ini menjadi potensi pasar yang sangat potensial sejalan
dengan perkembangan pertanian organik di Indonesia. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar