Dinas
Kebersihan Kota Bekasi mengadakan pelatihan pengolahan sampah bertajuk,
“Melalui Pengolahan Sampah Organik Kita Kurangi Volume Sampah Di Sumber.
Kegiatan ini didakan sebagai langkah Pemkot Bekasi untuk mengurangi volume
sampah di Bekasi. Pelatihan pengolahan sampah diadakan selama dua hari
Rabu-Kamis (27-28/5) di Gedung Arsip, Jl. Raya Kodau, Kelurahan
Jatimekar, Kecamatan Jatiasih, Bekasi
Kegiatan dibuka oleh Walikota Bekasi, Rahmat Effendi
dan dihadiri oleh Kepala Dinas Kebersihan, Abdillah, Wakil Walikota
Bekasi, Ahmad Syaikhu, Lurah Jatimekar, Ferdinan, serta jajarannya. Orang nomor
satu satu di kota Bekasi ini mengatakan, “Pengolahan sampah dari rumah
hingga TPA Sumur Batu yang masuk sebanyak 1500 Ton tiap harinya, jumlah
tersebut bisa dikurangi jika sampah sudah diproses awal hingga akhir,’ujarnya.
Tujuan Pelatihan ini adalah untuk menciptakan kader – kader
masyarakat yang dapat membantu Pemkot Bekasi mengatasi sampah, dimulai dari
lingkungan terkecil pemerintah, dari tingkat RT, RW, kelurahan dan Kecamatan.
Pelatihan diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai kalangan, mulai instasi
pemerintah dan swasta, guru, mahasiswa, pelajar, masyarakat dari lingkungan
Rt/Rw hingga petugas kebersihan pasar di Kota Bekasi.
Kegiatan dibagi dua sesi, yaitu hari pertama pemberian
materi pengolahan sampah,diataranya mengenai pembuatan kompos Bokashi dengan
menghadirkan pakar lingkungan dari IPB, Prof. Dr, Syarif Bastaman serta Dr Sony
Teguh Trilaksono pemerhati Lingkungan. Pada hari kedua peserta praktek membuat
kompos Bokashi menggunakan teknologi EM4, dan berkunjung ke kebun
percontohan milik Kodam Jaya di Depok.
Materi pengolahan tata cara dengan apa mengolah sampah dengan
baik disampaikan oleh Dr. Syarif Bastaman. sementara, praktek pembuatan
kompos Bokashi menggunakan teknologi EM4 dilakukan oleh Dr Sony Teguh
Trilaksono kepada seluruh peserta menggunakan alat yang telah tersedia. Berupa
sampah organik, dedak, pupuk kandang, molas, EM4 dan air. Teknologi EM4
dalam pelatihan ini menjadi salah satu materi penting, pasalnya EM4
memiliki peran penting dalam mengatasi sampah organik. Dengan teknologi
EM4, sampah organik dapat diuraikan oleh mikrooganisme menguntungkan menjadi
kompos berkualitas
Dr, Syarif Bastaman mengatakan Jumlah timbunan sampah organik di
Kota Bekasi sangat padat, cara terbaik menguranginya adalah memilah dan
menggolahnya, sampah organik dapat diolah jadi kompos Bokashi, sampah anorganik
diolah menjadi berbagai kerajinan sedangkan sampah yang tidak bisa diolah bisa
diangkut langsung oleh truk dinas kebersihan untuk dibuang ketempat pembuangan
akhir dan diolah selanjutnya oleh pemerintah.
“Teknologi EM4 yang dapat mengubah sampah secara cepat menjadi
kompos membantu menangulangi sampah. Dan ini sesuai dengan program Pemkot
Bekasi dalam mengatasi sampah dengan mudah, murah dan cepat,” terang Dr, Syarif
Bastaman
Praktek kompos Bokashi dilakukan di Rumah Sopan yang lokasinya
tidak jauh dari gedung Arsip di Jl. Raya Kadau Jatiasih, Bekasi. Dr Sony Teguh
Trilaksono dibantu oleh komunitas Oi Bekasi, praktek membuat kompos Bokashi.
Peserta mengikuti kegiatan ini dengan serius. Bahan-bahan berupa sampah
organik, dedak, molas, pupuk kandang dicamput hingga rata, bahan tersebut
selanjutnya disiram EM4 aktif (EM4 yang sudah dicampur Molas) dan dilakukan
pengadukan kembali hingga seluruh bagian basah. Selanjut bahan tersebut
difermentasi selama 1 minggu hingga siap dan jadi kompos Bokashi. EM4,
banyak menarik perhatian peserta terlebih fungsinya yang sangat cepat dalam
proses pengomposan, banyak pertanyaan yang terlontar seputar teknologi EM4
dalam kegiatan praktek tersebut. Selain membuat kompos Bokashi, peserta juga
diajarkan membuat pestisida organik yang merupakan pengembangan dari teknologi
EM4.
Dr Sony Teguh Trilaksono mengatakan, pembuatan kompos bokashi
sangat mudah, cepat dan sangat murah. Selain itu, kompos yang dihasilkan
memiliki kelebihan, diantaranya sangat ramah terhadap lingkungan, memperbaiki
tanah rusak dan meningkatkan kualitas tanah sehingga lebih subur serta tidak
membahayakan tanaman.
”Kompos Bokashi diberikan berlebih tidak mematikan tanaman,
bahkan menyuburkan tanah dan menyehatkan tanaman, berbeda pupuk kimia
jika diberikan berlebih yang dapat mematikan tanaman,” jelas Dr Sony Teguh
Trilaksono.
Sebelum acara berakhir, peserta diajak untuk melihat kebun
percontohan milik Kodam Jaya yang berada di Jalan Leuwinanggung, Depok. Untuk
menuju lokasi ini, peserta naik bis dan menempuh perjalanan satu jam
hingga tiba dilokasi. Ditempat ini, peserta diajak untuk melihat kebun
percontohan yang sebagian dikembangkan secara organik.” Luas tanah ada 18
hektare, disini ditanami berbagai tanaman mulai tanaman jagung, kangkung, papaya
madu dan california hingga budidaya ikan nila,” ujar Bani TNI aktif yang
ditugasi penuh mengawasi kebun percontohan tersebut. Selama kunjungan, peserta
juga dapat menikmati suguhan jagung manis dan singkong rebus organik hasil dari
kebun tersebut. (DEDI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar