Translate

Kamis, 18 Februari 2016

Tehnologi EM4 - Target Panen Padi 10 Ton Tercapai Dengan EM4 - AndreUnix.Com

Padi OK
Suherman (40)  petani asal Kerawang Jawa Barat, tersenyum puas. Panen padi kali ini meningkat dibanding  sebelumnya. Padi jenis Ciherang yang biasanya hanya bisa ia panen sebanyak  5 – 6 ton/hektar, kali ini meningkat terus dan hampir mencapai 10 ton /hektar. Hasil ini diperoleh sejak ia menggunakan EM4 sejak 3 tahun yang lalu. 
Teringat waktu itu, sebelum menggunakan EM4, pemberian dosis pupuk kimia yang ia  lakukan dalam meningkatkan produksi padi, mulai dari pemupukan intensief, perawatan berkala dan pemberantasan hama. Namun, padi yang ia tanam tidak memberikan hasil yang maksimal, bahkan produksi padinya semakin menurun. “Segala macam pupuk sudah saya pakai untuk meningkatkan produksi. dari pupuk dasar hingga pupuk tambahan untuk mempercepat pertumbuhan padi , tapi hasil produski padi tetap tidak bisa meningkat,  bahkan cendrung menurun,” keluh Kang Herman panggilan akrabnya.  Ia tak habis pikir, mengapa padi yang ia tanam tidak tumbuh maksimal,  sedangkan ia sudah melakukan pemupukan secara intesif dan benar.
Sekarang  setelah menggunakan EM4, tanaman padi tumbuh subur dengan jumlah anakan meningkat ( antara 40 – 70 anakan)  dibanding sebelumnya (25 – 40 anakan). Selain itu, malay padi padat dan terisi penuh. Otomatis dengan banyaknya jumlah anakan dan jumlah malay, produksi padi meningkat saat panen.
Jadi kata Herman, sebelum tanah diolah, bahan organik berupa, pupuk kandang,  bekatul, dedak, sekam padi, rumput-rumput  disebar merata pada petak sawah. Selanjutnya,  larutan EM4 aktif (2 liter EM4 + molase 2 liter + 200 liter air) dimasukan ke petak sawah bersamaan dengan  masuknya air irigasi. Lahan kemudian dibajak hingga seluruh bahan organik pada lahan tercampur dan terbenam dalam tanah dan biarkan terfermentasi selama 1-2 minggu, selanjutnya lahan ditanami  padi.   “Tanah sawah yang banyak lur (lobang cacing)  membuktikan lahan subur, kaya bahan organik dan membuat pertumbuhan padi   sangat cepat, anakan banyak dan malay padi terisi penuh jarang ditemui gabah  kosong ,” ungkap Herman.
Memang keuntungan  menggunakan  teknologi EM4 pertanian, Selain umur  panen lebih cepat,  yakni sekitar umur 85 hari, dibandingkan dengan sistim biasa/ konvensional yakni panen padi sekitar umur 105 hari. Selain itu, malay padi padat berisi dan sedikit yang kosong,  satu tangkai bisa berisi sampai 185 – 200 bulir, jika sebelumnya hanya 95-110 bulir/tangkai. EM4 juga membuat biaya pupuk lebih   hemat dari sebelumnya. Dan yang  membuatnya gembira, hasil panen  lebih tinggi dibandingkan dengan sistim konvensional (menggunakan pupuk kimia).
EM4 pertanian  juga memberi keuntungan pada lingkungan. Tidak meninggalkan residu pada hasil  pertanian serta hama penyakit yang menyerang pada tanaman padi  mudah dikendalikan, padi yang dihasilkan  juga organik  yang  mempunyai nilai jual lebih tinggi. Tak hanya itu itu, keunggulan lainnya adalah perlakukan EM4 ke dalam tanah dapat meningkatkan ketersediaan kandungan nutrisi  yang dapat diserap oleh perakaran tanaman. Mikroorganisme yang menguntungkan dalam EM4, dapat menyuburkan tanah melalui menyediaan nitrogen bagi tanaman kurang lebih 30%, meningkatkan serapan P tanah dan melarutkan fosfat. Selain itu, mikroorganisme yang berasal dari EM4 juga dapat menghasilkan asam-asam organik yang mampu bereaksi melarutkan meneral-mineral tanah.
Pemberian EM4 ke dalam tanah juga mampu meningkatkan keragaman dan populasi mikroorganisme tanah sehingga jumlah dan aktivitas mikroorganisme juga meningkat. Mikroorganisme yang terdapat dalam kultur EM4 juga dapat mengatur keseimbangan mikroorganisme tanaman dan tanah.
Tak hanya itu, peningkatan konsentrasi EM4 menyebabkan populasi mikroorganisme dalam tanah meningkat dan aktivitas penguraian bahan organik berupa gula, alkohol, asam asetat, asam amino dan senyawa organik lain termasuk CO2 juga meningkat. Jadi tunggu apa lagi, pakai saja EM4  yang telah terbukti memberikan hasil produksi pertanian yang lebih meningkat dan menguntungkan. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

artikel Populer